Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Rabu, 18 April 2012

Kuceritakan Padamu Tentang Dunia

 
taken from pahmipattahudin's site

Aku kira di sini bukan tempat yang  nyaman untuk terus terbuai dalam mimpi-mimpi kosong. Di sini juga bukan pula tempat yang pasti untuk meletupkan asa yang menggunung, merajut kehidupan beralas senda gurau. Seolah nyata, padahal maya pun tidak.

Aku kira dunia itu tak sekeras beton ego. Tak melebihi keras aturan Tuhan. Nyatanya aku memekik kesakitan juga. Sebab aku rasa di sini kian mengganas. Seleksi alam meremaskan otot-otot pertahananku, membuliku hingga tak bisa merasa apa-apa. Mencabik nadiku secara perlahan.

Kau tak merasa? Coba, bermalamlah di tempatku. Biar kaurasa bagaimana malam memelukku melalui angin, hingga menggelinjangkan ulu hatiku yang mengering. Biar kaurasa bagaimana tidur beralas kardus lusuh, yang kadang basah dan robek karena gusaran alam. Biar kaurasa bagaimana hujan mengajakku menari dengan titik-titik yang menimbulkan memar. Biar kaurasa bagaimana debu menampar wajahku dan mentari melesapkan bara apinya di tengah peluh. Biar kaurasa bagaimana tatapan iba mereka, menatapku sesaat kemudian berlalu.

Setelah itu kau pasti berujar: Tuhan tak adil! Kau juga pasti ingin memotong lengan ego mereka, yang berlenggang memburu kebahagiaan fana dan berlagak buta dengan kehidupan tepi jalan. Setelah itu kau pasti ingin mencekik mereka, yang masih saja mengeluh tentang hidup--seolah hidupnya paling biru, padahal masih ada aku, dan aku hanya bisa memandang hidup itu seperti peluru--mengganjal aortaku, lamat-lamat mematikan nadiku.

Tapi aku tahu Tuhan tidak tidur, Dia akan menjemputku untuk mendapatkan hidup yang baru. Dan agaknya aku hanya perlu menunggu menjadi tiada. Setelah itu berucap: selamat tinggal masa lalu.

April 2012

*mungkin, jika mereka menjerit, akan seperti ini rintihnya...

3 komentar:

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<