Kita hanyalah sisa-sisa gumam yang gemar berkelakar
tetapi gagal menggenggam kenangan.
Kata-kata selalu menggantung di udara
tanpa mengungkap makna apa-apa.
Kau-aku sama tak bisa
mengandaikan esok kan tiba.
Di depan mataku, segalanya basah
menjelma gerimis di beranda rumah.
Dingin terus merambat menjadi gigil
membekukan percakapan.
Ada yang terobek dalam dada
ketika melepaskanmu menjadi keniscayaan
tapi aku bisa apa?
Setelah ini, tak ada lagi yang bisa
menyalahkan jarak dan waktu.
Kau tak ada di antara semua itu
dan esok yang kuangankan
(mungkin) selamanya takkan tiba.
11/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
sila berkomentar :)