(Terlalu) Baik Deh!

Menjadi baik itu baik kan ya, tapi ketika baiknya sudah mencapai takaran (terlalu) ternyata nggak baik juga. Bukan apa-apa sih, ini dari pengalaman aku aja, kenapa? karena temen deketku bilang: kamu terlalu baik sama orang. Terus apa masalahnya? Mulanya sih nggak kerasa apa-apa ya, tapi lama-lama kok nggak wajaaaar.

Pertama, orang jadi kurang menghargai kita. Bukan apa-apa, tapi setiap orang punya batasan sendiri untuk merasa ingin dihargai kan. Ceritanya dulu, aku pernah marah  karena suatu hal sama temen deket, tapi dia tetep nyengir dan nggak ngerasa bersalah apa-apa. Okaaay.

Terus di lain cerita, aku sering diledek tentang suatu hal, oke becandaan. Walaupun candaan mereka nyentuh privacy aku, tapi maku asih santai. Lama-lama begitu mulu. Mereka nggak peka. Berasa aku ini mainan apa ya yang sebebasnya aja diobrak-abrik privacy-nya.Pengin marah sih, tapi takut lupa kalau lagi marah #eh -_-

Kedua, suka (merasa) ermmm, sedikit dimanfaatkan. Nggak nyadar sih, cuma lama-lama kerasa aja, kenapa semua beban ditumpuk di aku? Ada kalanya orang capek jadi penumpu kan?

Pengin sih, ngelak, nolak, marah, tapi rasanya hati tuh adaaaa aja sisi memaafkan dan memaklumkan semuanya. Aku selalu mikir semuanya emang mesti jalannya begitu. Dan sikap mereka yang kadang bikin aku kesel, aku nganggepnya Allah lagi nyuruh mereka bikin aku kesel. Jadi semua kekesalan tiba-tiba menguap begitu saja.

Dan, yah malem ini aku merasa sedikit capek kalau mesti terus-terusan mengalah dan memaklumi semuanya. Sesuatu itu pasti punya sisi pemakluman, parameter sesuatu itu masih bisa dimaklumi atau nggak, ya tergantung masing-masing individu. Dan aku akan mencoba menghargai parameter aku. Jadi orang harus berprinsip dan tegas. Ya!

#Selfnote: Hargai diri kamu, maka orang lain akan menghargai kamu!