Meniti tasbih
malam pelan-pelan
Dan burung kedasih
menggaris gelap di kejauhan
kemudian adalah pesona:
wajah-Nya tersandar ke kaca jendela
memandang kita, memandang kita lama-lama
Demikian sunyi telah diturunkan
dan demikianlah Nabi telah dititahkan
dan demikian pula manusia
dikirim ke bumi yang terbentang,
dari sorga
dang telah ditutupkan. Dan kini tinggalah cinta
memancar-mancar dari sunyi kaca jendela
Goenawan Muhammad, 1964
malam pelan-pelan
Dan burung kedasih
menggaris gelap di kejauhan
kemudian adalah pesona:
wajah-Nya tersandar ke kaca jendela
memandang kita, memandang kita lama-lama
Demikian sunyi telah diturunkan
dan demikianlah Nabi telah dititahkan
dan demikian pula manusia
dikirim ke bumi yang terbentang,
dari sorga
dang telah ditutupkan. Dan kini tinggalah cinta
memancar-mancar dari sunyi kaca jendela
Goenawan Muhammad, 1964
singgah siang di sini
BalasHapusmenikmati indahnya puisi
perlu sedikit mencerna lebih dalam lagi saya setelah membaca puisi ini
BalasHapuso.. ya permisi numpang bertanya burung kedasih itu jenis apa ya ?
:D
duuh syahduhhhnyaa,,, ^_^)/
BalasHapushuum syahdu dan masya Allah indahnya
BalasHapusa_n