Ah, Terlalu Mendung

sore ini, abu-abu
dan gerimis, sedu awan
sinar matamu tergayut beban
ah, terlalu mendung
aku menolak rintik-rintik
jatuh di situ
tersenyumlah kawan
tersenyumlah



kalau kau mau injaklah saja tunas mawar itu
ku masih punya beribu-ribu mawar merah segar
di matamu
di hatiku
di darahku
di lukaku

jika pun sejarahmu menolak hadirku
jangan hilang dari puisi itu
kita bisa berjalan terus berdampingan
dalam jarak menuju cita-cita
milik kita yang tidak juga tercapai
yang tidak juga tercapai

(Syair Lagu Mukti-Mukti ~ Ah, Terlalu Mendung)