Kau boleh mengatakan aku pecundang. Tapi aku lebih memilih meninggalkan daripada bertahan tapi terabaikan. Kau, dia, juga mereka memang begitu dekat, tapi aku sama sekali tak merasakan hangat pertemuan kita. Sekat itu begitu dingin. Aku hampir putus asa menyesap luka yang kautorehkan tanpa sengaja. Padahal sudah banyak mantel tebal yang kukenakan, tapi cuaca begitu gigil dan musim-musim perjalanan kita kian gugur. Angin yang porak meremuk-retak hatiku yang koyak. Hangat pertemuan kita hanyalah sebuah wacana. Atau sebaris judul berita utama pada koran yang biasa kaubaca.
2013
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)