Kusebut kau lelaki pagi
sebab matamu lazurdi
kadang kau sedingin pagi yang kabut
dan helaan rindu yang gigil
menggumamkan namamu lirih
: diam-diam kulipat namamu dalam sudut kenang
/2/
Dua tahun bersisian jalan
tak pernah cukup waktu
untuk menyimpulkan benang
percakapan kita yang asing
: kita pun sama-sama belum sampai tujuan.
/3/
Kau-aku memang tak pernah ada dalam satu cerita
entah kau yang lebih dulu hilang
sebelum ceritaku sampai
atau aku yang buru-buru merangkum akhir cerita,
maka kuikuti kata seorang bijak saja
menjadi perempuan berhati paling lurus*
biar hati ini teduh mengingat-Nya penuh
biar ranggas segala tentangmu kulepas
aku ingin bebas!
/4/
Aku takkan meminta Dia hadirkan jalan cerita
yang (mungkin) memuat kau sebagai tokoh utamanya
tidak akan pernah
: aku hanya meminta, mencintai lelaki yang datang sepagi matahari.
Bandung, 22 November 2013
*terinspirasi dari karakter seorang tokoh di novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah karya Tere Liye.
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)