Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Jumat, 04 April 2014

Matahari

 foto: Septiana

Tahu sulitnya menjadi aku ketika kau menjadi matahari?

Aku yang mau tidak mau harus bertemu denganmu setiap hari. Meski malam kelam, esok kau pasti datang. Mustahil menghindarimu sekali pun aku pindah ke bulan.

Setidaknya aku belajar banyak hal. Aku belajar bagaimana menghadapimu saat pagi tiba. Saat kita mau tidak mau harus berjumpa. Meski harus menenggelamkan perasaan di dasar lautan. Kau mungkin tidak tahu bagaimana tertekannya perasaan itu di dalam laut sana.
Lalu, aku juga belajar bagaimana menghadapimu saat kamu pergi di sore hari. Aku belajar bagaimana rindu tidak membuatku menjadi mati. Menghabiskan malam tanpa tidur dan mimpi indah hanya karena pertemuan siang tadi.

Seperti itulah menyimpan perasaan.

Aku belajar bersiasat. Bertemu denganmu seolah tidak terjadi apa-apa. Kau mungkin tidak tahu, aku kadang sedih saat langit bersekongkol menggagalkan pembicaraan kita. Tapi aku menjadi belajar. Mungkin memang sebaiknya tidak perlu terjadi pembicaraan. Apa aku minta saja langit membuat hujan gelap sepanjang tahun?

Seperti itulah kiasan yang bisa aku jelaskan ketika aku bertemu denganmu. Aku tidak mungkin menghindarimu saat kamu menjadi matahari. Tapi aku belajar bagaimana caranya menghadapimu, juga menyiasati perasaanku.

Sampai kapan kau akan menjadi matahari seperti itu?

Temanggung, 3 Maret 2014 | (c)kurniawangunadi

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<