Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Selasa, 20 Januari 2015

Kembali

 
"Bu, setelah ini, aku boleh pergi lagi? Aku ingin ke tempat-tempat baru itu, ingin melakukan ini-itu. Ibu tahu kan aku tidak bisa diam. Aku ingin mengabdi, ingin mengajarkan anak-anak di daerah terluar--yang bahkan aku tak pernah terpikir akan berada di sana," kataku dengan semangat menggebu.

Kau hanya tersenyum. Tampak kecut. Ucapanku memantul-mantul di udara. Semangatku tiba-tiba meragu.

"Kau boleh melakukan banyak hal yang ingin kaulakukan, selama kau mampu, kenapa tidak? Ibu tidak pernah melarang. Tapi Ibu boleh minta satu hal, nduk? Sebelum kau benar-benar lupa."

"Iya, Bu?"

"Waktumu. Ibu hanya minta itu. Tidak sepenuhnya. Sedikit saja. Sebelum waktu ibu dan bapak habis. Kau terlalu lama bermain di luar."

Kata-katamu menghempaskan kesadaranku. Ada yang tertahan, menggenang di pelupuk mata. Banyak hal berjejalan memasuki pikiran. Waktuku. Waktumu. Habis. Aku ingin sekali menyela. Aku tidak pernah suka kata-katamu yang mendahului waktu itu sendiri.

Aku memang terlalu sibuk dengan diri sendiri. Aku seolah mandiri menyusun rencana masa depan. Tak ada kompromi denganmu atau bapak. Aku tidak memperhitungkan perasaanmu sama sekali. Ingat pun tidak. Anak macam apa aku ini? Ingin mengabdi, tapi mengabdi padamu saja belum becus.

Sekarang... jika kaupinta seluruh inginku ditukar dengan bahagiamu pun, aku rela. Jangan pernah mengatakan segala ketakutan yang tak ingin kudengar. Iya, aku akan kembali. Sampai kau mengizinkan aku pergi lagi...

1 komentar:

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<