Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Sabtu, 19 September 2015

Partner

"Nanti, ketika udah serba ada pun, harus tetap biasakan shaum sunah ya. Bangun sahur bareng-bareng sekeluarga. Jaga sunahnya, jangan lupa yang wajib," kata Mama setelah makan sahur.

"Iya." Kompak kita hanya bisa menjawab iya. Makan bersama di waktu dini hari begitu... mengingatkan pada suasana bulan Ramadan. Bahagia rasanya ketika bisa bangun bersama untuk sahur, atau sekadar mengkhidmati kesunyian.

"Dari sekarang... biasakan untuk berbagi. Inget, memberi sama dengan mendapatkan lebih. Kalau nanti, ketika masih meniti karir dari bawah. Dan menghitung-hitung pendapatan, dimungkinkan kurang, nggak papa, tetep sedekah aja. Nanti pasti dicukupkan... Jangan sangsi sama janji Allah."

"Nanti, kalau bisa adakan pertemuan keluarga rutin. Sebulan atau berapa bulan sekali... biar tetap menyambung silaturahmi. Biar tahu kabar satu sama lain. Yang lagi kesusahan, ya, dibantu. Antarsaudara harus saling bantu ya."

Aku harus bersyukur diberi lingkungan keluarga yang mau sama-sama mendekatkan diri pada-Mu. Bersyukur karena telah menemukan-Mu, meskipun terlambat. Mendapati diri yang Engkau mudahkan untuk berubah, kemudian keluarga yang mendukung untuk sama-sama menuju-Mu... aku lebih bersyukur lagi. Meskipun sebelumnya, selalu ada cerita meyakinkan dan diyakinkan.

Keluarga adalah partner sepanjang masa. Kita selalu butuh teman dalam melakukan segala hal. Termasuk dalam berbuat kebaikan, beribadah. Di tengah kehidupan yang begitu "keras" ini... keluarga yang menjadi partner menuju-Nya adalah tempat merecharge keyakinan kita pada-Nya. 

Di luar, kita akan dihadapkan dengan rupa-rupa orang. Entah orang yang mangkir, serakah, cinta dunia, atau orang-orang munafik sekali pun. Mungkin diri ini pun masih begitu. Hiks. Syukur-syukur kita diberi lingkungan yang baik dan membaikkan, yang mendekatkan pada-Nya. Tetapi, kita meskti menguatkan diri menjadi pribadi yang baik dan kuat, kata aa gym sih, hehe.

Di luar, keumuman yang terjadi bukanlah kebenaran yang bisa kita terima bulat-bulat. Dan menjadi umum hanya agar selamat dari arus adalah sesuatu yang sangat disayangkan. Maka itu, kita butuh filter. Keluarga yang memiliki kesamaan misi untuk menuju-Nya adalah karunia yang harus disyukuri. 

Setiap kita bisa saling mempengaruhi. Dan aku yang belum baik ini hanya bisa berharap semoga diberi partner yang bisa mempengaruhiku menjadi baik. Semoga aku selalu diingatkan-Nya bahwa aku pun harus memberi pengaruh baik untuk siapa pun. Semoga aku selalu ingat... bahwa aku pernah menulis ini, dan menjadi kewajibanku untuk mempertanggungjawabkan tulisanku dengan menjadi partner yang baik dan membaikkan.

Rabb, buka selalu hatiku sehingga mudah menerima kebaikan dari-Mu. Mudahkan bagiku untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Beri aku kepekaan membaca setiap pertanda-Mu. Semoga Engkau jadikan keluargaku sebagai partner yang baik untuk menuju-Mu. Aamiin.

Mari saling mempengaruhi dalam hal (menjadi) baik!

Ruang tamu, 23: 13.


0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<