Biar kubuatkan kau secangkir kopi
tapi aku tak bisa menakar pahit-manisnya
meski tak manis,
kuharap kau tetap mereguknya sampai habis.
Aku menaruh rasa yang tak bisa kutebak di dalamnya
kemudian mengaduknya dengan ingatan yang gelisah
menerka-nerka segala ketidakmungkinan.
Kenapa kopi selalu menyisakan pahit?
semanis apapun kutaruh gula,
selalu ada ampas pahit mengemuka
--seperti pertemuan kita yang (tak) disengaja.
Aroma kopi meruap jadi rindu yang tak kunjung larut
jadi harapan yang getir;
jadi tawa yang basah;
jadi kepergian yang tergesa.
Ini kopi terakhir untukmu,
apakah kau mencecap rasa pahit yang sama?
31 Juli 2015
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)