"Maaa, lintang pingin punya smartphone, Ma! Kayak punya temen-temen, bisa main games, nonton video, musik, bisa apa aja!"
"Lintang, hape kamu kan juga bisa main game. Yang penting Mama bisa menghubungi kamu."
"Ah, bedaaa, Ma! Mama nggak ngerti ah!"
Mama serba salah melihat Lintang yang uring-uringan sejak pulang sekolah. Anak itu ngambek minta dibelikan ponsel pintar seperti milik teman-temannya. Mama jelas waswas, pasalnya usia Lintang belum genap 10 tahun. Di benak Mama, bermunculan kekhawatiran akan pengaruh buruk yang dibawa ponsel pintar. Paparan konten pornografi, ketergantungan games, apalagi anak-anak belum bisa bijak dalam menggunakannya. Namun, melihat Lintang mengurung diri di kamar terus begitu tetap saja membuat Mama kasihan.
Mama akhirnya merasa perlu meminta saran Dewi, anak sulungnya yang melek teknologi dan selalu mengikuti perkembangan gadget.