Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Selasa, 27 Januari 2015

Welcome to the Jungle!

(image: olishare.blogspot.com)

'Welcome to the jungle!' begitu pernyataan terakhir Bu Nung selaku MC penerimaan mahasiswa PPL, Senin (26/01) di SMP Negeri 3 Lembang. Lantas ruang multimedia riuh dengan suara tepuk tangan. Bapak-ibu guru tertawa menyambut kami bergabung. Bapak-ibu guru praktikan menyeringai serba tanggung.

Pasalnya, kami baru saja disadarkan dengan beban tugas menjadi seorang guru. Setiap hari ke sekolah, teman-temaaan. Diizinkan libur hanya satu hari dalam satu minggu. Piket KBM, perpus, BK/BP, dan UKS. Dan lagi, kami harus memegang ekskul juga, loh. Super, kan? Jadi selama satu semester ini, kami benar-benar akan disiapkan menjadi seorang guru profesional. Masya Allah!  Hayu luruskan niat dulu, lillah *becermin*.


Jungle, mungkin ada benarnya. Karena bagi saya sendiri, praktik mengajar ini benar-benar di luar rencana. Tidak janjian dengan teman. Sekolah yang diinginkan kurang sesuai. Tiba-tiba terdampar di Lembang -untungnya ada satu teman sekelas-. Seperti KKN, bertemu dengan orang-orang baru (lagi), beradaptasi dengan lingkungan baru (lagi). Mudah-mudahan seiring berjalannya waktu, saya bisa menemukan partner in crime di sana. Hoho. Mudah-mudahan berkah yaaa. Betah-betah di sana. Semoga dimampukan jadi guru yang baik dan bisa membaikkan, menyenangkan, mencintai, dan dicintai anak didiknya. Aamiin.

Oh, ya. Kesan-kesan selama dua hari -rasa beberapa hari ini-
Hari pertama, pagi-pagi ikut upacara dong. Berangkat nyubuh, lembang masih dingin. 
Selepas upacara kami berfoto di depan gerbang -sesuai intruksi guru di sana- Haha. Sepanjang jalan menuju kantin, kami disambut anak-anak dengan sapaan, "Ibu! Bapak!" Mereka lalu tersenyum, menyalami kami dan melenggang pergi. Ada juga teman-teman lain yang diajak selfie sama murid. Terus ada cerita teman yang malah standby di SMP1 Lembang, padahal dia PPL di SMP3. Haha.

Hari kedua, niatnya mengembalikan buku paket ke guru pamong. Kami -praktikan PPL Bahasa Indonesia- menunggu ibu di perpus. Ternyata ibunya ada di ruang koperasi. Kita diskusi sebentar. Tiba-tiba ditodong ibu untuk bawa media pembelajaran besok. Padahal mestinya besok kami cuma observasi, ibu bilang, "Bareng-barenglah ngajar sama teh nurul juga. Sama-sama belajar." 
Selamat! Anda mendapatkan Jackpot! Well yeah, harus menyanggupi juga. Dalam hati, aku siap, Bu! Siap! Apa sih yang nggak buat, Ibu? *eh*

Oh, iya, selama menunggu di perpus, kami mengobrol dengan praktikan PPL Matematika -asal Kepulauan Riau- yang udah masuk kelas lebih dulu. Lucu. Dia cerita dengan logat melayu yang kental dan mimik muka yang bodor. Ceritanya mereka sedang mengawas ujian. Katanya, anak-anaknya susah diatur lah, disuruh diam, malah nengok kanan kiri, disuruh fokus ke depan, malah bisik-bisik ngobrol. Aduh. Tapi lucu soalnya gaya berceritanya begitu. Haha. 

Begitulah. Alhamdulillah udah mulai betah di sana. Pokoknya banyak Alhamdulillah melimpah deh! 

Selasa, 27 Januari 07: 04.

Related Posts:

  • Capek? Aku Juga."Aku capek...," katanya dengan helaan napas berat. "Kenapa?" "Rasanya nggak ada waktu buat diri sendiri. Dan lagi--" kata-katanya menggantung begitu s… Read More
  • Sebuah Kesalahan Katakan padaku, jika suatu waktu kau merasa terganggu dengan kehadiranku. Beri tahu aku, dimana letak kesalahanku, karena aku rasa semuanya sedang… Read More
  • Im 21! foto: Jo Bekah Dua hari yang lalu, genap 21 tahun. Hmm, sebentar, ini nggak salah kan? Waktu kecil, melihat teteh-teteh yang umurnya mencapai kep… Read More
  • Ketika Mas Nadhif (Pura-Pura) Lupa Sepagi tadi aku sudah menunggumu dengan wajah cerah. Hari ini kau tampak sumringah sekali, Mas. Aku suka melihatnya. Matamu yang agak menyipit ketika… Read More
  • Cerita di Penutupan 59 Saat menulis ini, sedang merindukan adik-adik spatula... Minggu (22/12) penutupan semester 59 PAS ITB. Nggak kerasaaaa! Acara berlangsung meriah. A… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.