Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Sabtu, 16 Juni 2012

Kepada yang Biasa Kusebut Puisi

Puisi adalah saksi, bagaimana aku mencoba melupakanmu, dengan cara terus menerus mengingatmu--RadityaNugie

Aku tak mau lagi menulis tentangmu, juni sudah terlalu banyak mencatat namamu dalam batang sajak. Aku juga heran kenapa ada kamu dalam tiap aksara berpadu, kamu tiba-tiba melesap bersamaan dengan tiap kata yang kusematkan. Juga dalam doa-doa yang tak pernah selesai kupanjatkan. 


Mestinya, setelah ini tak ada kamu lagi. Aku tak perlu mencatat namamu dalam sajak bisu. Mestinya aku menjaga debar ini agar tak bergemuruh ketika ada kamu. Mestinya aku cukup menghias hatiku dengan doa-doa perindu dan selawat penenang qalbu.

Semoga tak ada kamu lagi berkelindan dalam puisi.
Walau faktanya aku masih mendenyutkanmu di sini.

2 komentar:

  1. bukannya mau sok tau lho..
    tapi mau komentar dikit soal pengulangan kata.
    boleh dong yaaa

    hehe

    pengulangan kata "aksara" nya kayaknya agak mengganggu. kalo yg lain2 sih fine-fine aja. hehe

    P.S.
    aku suka bgt sama dua kalimat terakhir.
    WOW!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bang waktu bikin juga rasanya janggal karena terlalu banyak pengulangan itu, tapi dipaksain aja. uda diedit dong xD

      makasih masukannya :)

      Hapus

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<