aku merindukanmu, katamu, pada pagi di mana puisi meronta meluncur mendesak menghancur melumat memabukanku. dengan terbata kubaca sepi di wajahmu yang puisi. o, ribuan cahaya. berangkat dari pelupuk mata.
aku merindukanmu, katamu, seperti sepi yang menikam menghunjam menyayat menyadap seluruh tubuh. o, ribuan duka. berangkat dari pelupuk mata.
aku merindukanmu, katamu, pada hari yang senyap, tak ada bunyi memecah dinihari, pagi di mana gelisahku sampai pada wajahmu. puisi
(dari kumpulan puisi telah dialamatkan padamu)
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)