Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Senin, 29 Juli 2013

Resensi Buku: Satin Merah


Judul Buku : Satin Merah : Aku Cuma Ingin Jadi Signifikan
Penulis: Brahmanto Anindito dan Rie Yanti
Penerbit: Gagas Media
Tebal: 314 halaman


Satin merah: aku cuma ingin jadi signifikan. Kesan pertama membaca judul dipadukan dengan cover yang menurut saya agak mistis, membuat kening saya berkerut. Beralih ke sinopsis, saya makin dibuat penasaran. Akhirnya lembar demi lembar pun habis tanpa terasa. 

Menceritakan tentang Nadya, siswi berprestasi kelas XII yang memiliki obsesi tinggi. Ia ingin selalu menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitarnya. Predikat terbaik di sekolah yang biasa disandangnya dirasa belum cukup untuk membuat dirinya terlihat. Ia butuh prestasi yang istimewa untuk mengembalikan perhatian orang-orang di sekitarnya. Maka dia mencoba mengikuti lomba bergengsi se-Bandung Raya. Hingga pada akhirnya perlombaan itu membawanya berkecimpung dalam ranah sastra sunda. Dia terus mengasah diri menjadi sastrawan Sunda. Dan bertekad melestarikan sastra sunda yang mulai terpinggirkan. 

Tekadnya yang begitu kuat tanpa sadar mematikan nuraninya. Gadis manis itu tiba-tiba seperti psikopat. Mentor-mentor yang mengajarkan banyak hal tentang kepenulisan dan sastra sunda satu per satu menghilang dengan cara yang misterius. Kemudian muncul tulisan-tulisan yang mirip selepas menghilangnya mereka. Belum lagi tentang energi putih yang didapatnya hanya dengan melakukan satu hal, sebagai tanda menyerapnya ilmu sang mentor. Segala yang dia perjuangkan hanya untuk mempertahankan eksistensinya.

Novel ini mengangkat tema yang tidak biasa. Bergenre thriller-misteri yang dikemas dengan apik oleh dua orang yang berjauhan. Mereka menyelesaikan naskah tersebut hanya dengan bekerja sama via online. Keren. Walaupun novel duet tapi tidak terkesan rancu sama sekali. Alur cerita yang maju mundur seperti sengaja dibuat untuk membuat pembaca penasaran. Gaya bahasanya ringan. Tiap bab dipadatkan tapi kesan cerita tetap tersampaikan. Ditambah endingnya yang saya nggak pernah nyangka akan seperti itu.  

Dan lagi, novel ini semacam mengingatkan kita bahwa sastra sunda masih ada. Saya banyak mendapat pengetahuan tentang sastra sunda yang semula tidak saya ketahui. Secara keseluruhan saya menyukai novel ini. Jelas bukan novel remaja biasa. Kamu akan mendapati banyak kejutan di dalamnya. =D

Oh iya, novel ini cocok sekali untuk dikaji secara psikoanalisis loh!
malah nginget tugas semester lalu -.-

1 komentar:

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<