Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Selasa, 10 September 2013

Inilah Keluarga

Menceritakan abi-ummi tentu saja tidak membuat saya lupa pada mama-papa. Saya belajar banyak hal dari papa-mama, tentu saja. Guru pertama dalam proses tumbuh-kembang saya. Sosok yang mengilhami segala proses peniruan yang sering saya lakukan. Sampai kini.

Mama itu sosok perempuan lembut yang penuh kasih sayang. Sederhana dan apa adanya. Selalu punya stok sabar yang tidak berkesudahan. Suka berbagi dan ramah pada semua orang. Penutur yang baik dan keibuan--tentu saja. Tapi kadang terlihat seperti anak kecil yang polos dan lugu. Ketika mama tidak tahu akan suatu hal, mama pasti mengatakan tidak tahu, sembari tersenyum jenaka dan berharap agar anak-anaknya lebih tahu banyak hal.


Saya suka sekali mendengarkan mama bercerita. Gayanya jenaka dan menyenangkan. Mama suka meniru gaya bahasa orang yang diceritakannya. Hihi. Beliau selalu bisa mencairkan suasana. Dengan mudah beliau menciptakan suasana hangat, pada orang baru sekali pun. Beliau juga selalu menerima dan bersyukur pada apa yang sudah diterima, selalu mengajarkan saya untuk berpikir positif dan berbaik sangka pada Allah. Saya ingin seperti mama.

Papa adalah sosok ayah yang tegas, overprotektif, dan tidak banyak bicara. Terlihat cuek dan tidak pedulian. Belakangan saya tahu, papa itu orang yang sangat peduli. Ketika saya akan berangkat ke Bandung, beliau yang paling sibuk menanyakan kapan berangkat, sama siapa, naik apa (bus/travel). Beliau juga selalu menyempatkan mengantar walaupun tidak sampai terminal. Kalau saya pulang kemalaman, selalu saja ditanyakan posisi dimana, sama siapa, dsb, kemudian tiba-tiba sudah standby di tempat, menunggu saya. Awalnya saya risih, merasa beliau belum percaya bahwa saya bisa mandiri. Tapi pada akhirnya saya sadar, seperti itulah bentuk kasih sayangnya. Jika ditanya lelaki yang paling peduli dan sangat saya hormati, jawabannya pasti: papa. Terlepas dari ketidaksukaan saya pada sikap overprotektifnya. Dulu.

Menceritakan papa-mama itu seperti menceritakan alur hidup saya. Tidak ada habisnya. Sumber inspirasi saya. Dan ketika menuliskan ini saya seperti dilanda rindu yang tiba-tiba. Semoga Allah melindungi selalu, mencintaimu sampai habis waktu, memudahkan segala urusanmu, dan mengizinkanku untuk terus berbakti padamu. Amin.


0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<