Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 21 Juni 2015

Tok tok tok!

/1/
Tok tok tok! Tok tok tok!
Ketukan demi ketukan makin jelas terdengar
saban waktu, aku terus mendengar ketukan pintu
dari orang-orang. Hilir mudik mereka datang hendak bertamu.

/2
Ada yang mengetuk pintu pelan-pelan
ia sopan dan tahu aturan. Kata ibu, garis wajahnya
tegas namun sinar matanya meneduhkan. Ibu bilang
ia seperti ayah di masa lalu.

/3/
Ada yang datang dengan terburu-buru
ia grasa-grusu mengetuk pintu, membawa
janji yang ia tawarkan sejak kali pertama
bertemu. Ibu bilang, ia seperti bus pantura
doyan kebut-kebutan tanpa lihat kiri-kanan.
/4/
Ada yang baru pertama datang
ia membawa serta senyum ibu. Juga ingin ayah
mereka mengobrol bertiga saja. Aku sibuk
menyiapkan hidangan untuk kunikmati sendirian.

/5/
Ada yang mengetuk pintu dengan sabar
memintaku membukanya pelan-pelan.
Ia membawa bunga yang pernah kuberi
dulu sekali. Sebelum bertahun-tahun jadi
jarak yang tak bisa ditempuh ingatan.

Bertahun-tahun itu, kau masih
merawat bunga yang punyaku sendiri telah layu.
Apa tak apa?

/6/
Ibu selalu bertanya, kenapa tak kaupersilakan
mereka masuk saja? Sekadar mengobrol
mengugurkan kewajiban sebagai tuan rumah.

Bu, kalau saja aku ingat dimana kutaruh kuncinya
mereka bisa masuk sesukanya. Tapi aku pun lupa
pernah menaruh kuncinya dimana. Mungkin hilang
atau tersapu ketika tergeletak di lantai.

11: 53, 2015.





1 komentar:

  1. kita lihat, siapa yg kelak menemukan kuncinya, atau sanggup membuat ruang baru dan berhasil mengajakmu memasukinya ☺

    BalasHapus

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<