Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Rabu, 23 September 2015

Yes, I'm an Auntie!

pic


Only an aunt can give hugs like a mother,
can keep secrets like a sister,
and share love like a friend.
~ author unknown

Yes, i'm an auntie!
My nephew's name is Muhammad Maher Al-Fatih.

Kamu diberi nama demikian agar kelak bisa menjadi anak lelaki yang mahir meneladani kesalehan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk konstantinopel. Seperti cerita-cerita yang sering kaudengar dari A' Zikri, pamanmu. Maka jadilah seperti apa yang diharapkan Abi dan Ummi-mu, Dek.

Ya. Belum apa-apa, kamu sudah berhasil menaklukan kami. Status kami pun berubah karena kehadiranmu. Iya, tiba-tiba kakak saya menjadi seorang ayah--di usianya yang belum genap 25 tahun. Mama dan papa kemudian memanggil dirinya dengan sebutan "Oma" dan "Abah" ketika menimangmu (Oma-Opa, Nini-Abah kan ya harusnya). Dan saya sendiri menjadi seorang tante yang baru kamu kenal ketika usia tiga bulan. 

Meskipun ateu tidak melihatmu ketika masih "merah" tapi ateu senaaaang sekali karena kamu mau nempel juga. Kamu mau digendong ateu, meskipun waktu itu ateu nggak bisa menggendong kamu lama-lama. Pegal. Abisan kamu berat banget. Dasar dedek endut bikin gemeees. Terus ateu senaaang sekali bisa membuatmu tertawa lepas, padahal katanya kamu agak kalem kalau diajak main sama perempuan. Cuma senyum-senyum lebar memperlihatkan gigimu yang belum ada sama sekali.

Ada kamu di rumah, Dek. Rasanya bahagiaaa banget. Ini baru jadi tante loh. Gimana jadi ibu ya? Duh~

"Jadi pingin punya anak, Ma!"
"Nikah dulu sana!" jawab Mama singkat, tapi berhasil membuatku diam sejenak kemudian nyengir sendiri.

Kehadiran si dedek ini memang benar-bener mengalihkan duniaku. Jadi ingin main-main dengan dedek. Dia ini masih 6 bulan udah pinter deh. Setiap hari, adaaa saja tingkahnya yang membuat kami tertawa. Adaaa saja perilakunya yang menggemaskan. 

Dia suka ngobrol sendiri. Suka sekali berceloteh apa saja (bukan ber-cooing, karena celotehnya sudah bermakna tapi selalu gagal saya maknai hehe). Kemudian, tangannya sudah bisa mengambil apa saja, menggenggam, memasukan ke mulutnya apa saja benda yang dilihatnya. Meski baru enam bulan, dedek ini udah mau latihan jalan saja. Kami yang tertaih menuntunnya. Fiuh.

Dia suka menyahut kalau ada yang ngaji. Selalu melihat lekat Abi-nya ketika ingin ke masjid, kemudian enggerakkan tangan minta digendong, seperti mau bilang, "Ikuuut, Bi."

Masih kecil, tapi hobinya jalan-jalan. Maunya diajak main lihat anak-anak sekitar. Kalau diajak naik motor atau mobil langsung kalem, duduk anteng memperhatikan jalan. Kalau sudah besar dia mungkin akan punya jiwa petualang yang tinggi. Pemerhati yang baik juga.

Lalu, saya jadi kena sindrom supermommy-wanna be. Ingin tahu lebih banyak soal parenting, kehamilan, proses persalinan, sindrom babyblues, sampai penasaran dengan ajaibnya proses persalinan.

"Melahirkan itu sakit ya, Ma?" kata saya penasaran. Meski sudah tahu jawabannya sih.

"Nanti juga dimudahin sama Allah. Semua orang juga bisa melewatinya. Udah jangan bayangin rasa sakitnya!"

Saya cuma bisa manggut-manggut sembari masih membayangkan tegangnya proses persalinan. Kemudian bergidik sendiri. Proses melahirkan memang benar-benar melibatkan campur tangan Allah. Allah yang mudahkan dan beri kekuatan untuk melewati fase itu. Pokoknya... selalu takjub membayangkan ajaibnya proses persalinan. Mahakuasa Allah atas segala sesuatu.

Sekarang... nikmati saja dulu masa-masa menjadi tante riweuh karena masih belajar jadi tante profesional. Hoho. Sembari belajar jadi ibu profesional *uhuk* hehehe.

Ngerandom, di kamar tengah, 23:15

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<