Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Rabu, 14 Oktober 2015

Rumah



Rumah itu masih direnovasi. Jendela yang tidak tertutup rapat mulai diperbaiki. Engsel pintu yang rusak mulai dibetulkan, supaya tidak ada orang yang mudah menyelinap diam-diam. Beberapa genting yang bocor mulai diganti dengan yang baru, agar kelak bisa terhindar dari cuaca panas dan hujan.

Perbaikan rumah belum benar-benar selesai. Tetapi orang-orang sudah antusias ingin menyambangi rumah lama yang diperbaharui tersebut. Orang terdekat bertanya, "Rumah udah siap dikunjungi?"

Pemilik rumah diam saja. Ragu-ragu ia menjawab. "Datang saja jika ingin berkunjung. Kita kan nggak bisa melarang tamu yang ingin datang."

Ia mengangguk setuju. "Sebelumnya... udah ada yang pernah datang?"

"Belum," katanya pelan. Kemudian berpikir agak lama. "Belum sih, mungkin masih nunggu renovasi rumah selesai," lanjutnya dengan senyum dipaksakan.

"Tapi dalam waktu dekat ini... ada niat untuk mengadakan syukuran rumah nggak?"

Lagi-lagi dia bimbang. Mungkinkah ini sudah waktunya? Apa rumah ini benar-benar sudah siap menerima tamu yang hendak berkunjung? Apa sudah saatnya ia membuka pintu, memberi kesempatan kepada tamu untuk melihat-lihat ruangan yang ada di rumah ini? Sementara sebelumnya, tidak mudah baginya mengizinkan orang asing masuk--meski pernah kecolongan. Setelah itu, untuk menggeser knop pintu supaya terbuka saja ia jadi ragu. 

Ia pernah berjanji akan menjadi tuan rumah yang ramah. Ia akan membuka pintu seluas-luasnya untuk orang yang hendak datang dengan niat baik. Sekadar bersilaturahmi, memperpanjang persaudaraan. 

Perempuan yang bertanya itu mengibaskan tangan berkali-kali, tepat di wajahnya. 

"Oh. Belum sih. Tapi barangkali ada yang mau berkunjung... ya, pintu terbuka kok," katanya dengan senyuman. Akhirnya. Perempuan itu tersenyum puas seperti mendengar kabar baik untuk ia sampaikan pada seseorang.

Rumah ini memang belum selesai renovasi. Tetapi, beberapa bagian utama sudah hampir selesai. Tinggal sedikit memoles dengan cat baru agar rumah terlihat segar. Maka dari itu, ia yakin, setidaknya, rumah ini tidak akan membuat orang yang berkunjung merasa tidak nyaman. Setelah ini, ia akan memenuhi janjinya: menjadi tuan rumah yang ramah.

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<