Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Kamis, 17 Desember 2015

Kau Tak Pernah Tahu

 Ada perempuan yang semula tak mudah jatuh, namun kemudian memendam perasaan paling dalam ketika terjatuh dan terluka. Kepadamu. Kau -bahkan dirinya sendiri- tak pernah tahu seberapa dalam ia jatuh pada perasaannya. Seberapa sering ia jatuh-bangun berkali-kali sembunyi, padamu. 

Kau tak pernah tahu, seberapa lama ia bertahan pada perasaannya sendiri. Meskipun ia tak pernah merasa kaugenggam, ia tetap bertahan menunggu waktumu sampai. Meskipun kau tak pernah memintanya menunggu, ia masih berdiri di sana, menunggu dengan penuh kesediaan dan keyakinan.
Ada yang selalu menjaga namamu dalam kepal doanya setiap hari. Meminta pada Tuhan supaya engkau dijaga-Nya. Kemudian bersungguh-sungguh berdoa pada Tuhan supaya dibersamakan dengan engkau dalam keridaan. Agar kelak ia tak mengecewakan seseorang atas perasaan yang belum diizinkan tumbuh. Kau tak pernah tahu ada yang jatuh sejatuh-jatuhnya pada engkau. Dan, itu sepenuhnya salahnya.

Entah bagaimana mulanya, ia pernah merasa begitu yakin padamu. Ia sendiri bahkan tak tahu, bagaimana bisa ia mudah mempercayakan hatinya kepadamu, hingga berani menceritakanmu pada perempuan yang selalu ia minta ridanya. Seluruh keyakinan itu seolah membuatnya kukuh berdiri, bertahan mendoakan kebaikan untuk engkau.

Tetapi kau buat perempuan itu menangis tertahan. Kau beri ia perasaan menyesakkan. Kau bukan hanya membuatnya menyesal pernah (kelepasan) menceritakan engkau, tetapi kau telah membuatnya bergegas membuat keputusan.

Keyakinan itu tergoyahkan. Kepercayaan itu satupersatu menghilang. Ia bahkan sulit mempercayai dirinya yang pernah begitu saja mempercayakan hatinya padamu.
Terimakasih atas rasa perih dan kecewa yang telah kau berikan. Kau telah membuatnya yakin bahwa menitipkan perasaan padamu adalah keliru. Terima kasih telah membuatnya waspada untuk mempercayakan hatinya. Terima kasih telah memudahkan langkahnya untuk pergi.
Cinta tak pernah cukup menjadi alasan untuk bertahan. Cinta tak pernah cukup membuat seseorang bertahan, berjuang sendirian. Jangan salahkan ia jika pada akhirnya ia berani mengambil keputusan, meskipun dengan perasaan kecewa yang dalam. Kau mungkin tak percaya bahwa ia berani mengambil keputusan berhenti. Ia hanya memutuskan berhenti menyakiti dirinya sendiri.

Perempuan yang memutuskan untuk berhenti adalah aku. Seperti katamu, aku bukan perempuan yang mudah jatuh terlalu lama. Aku bisa bangkit dengan segera dan meninggalkan seluruh rasa sakit itu di belakang. Tetapi kau lupa, esok atau lusa, kesempatan mendapatkan kepercayaan itu takkan lagi sama.

Semoga waktu tak membawamu kembali. Kelak, kau takkan menemukan aku pada apapun lagi. Semoga aku tidak meninggalkan luka yang sama, padamu. Ya, tentu saja tidak. Sebab kau tak pernah merasa kehilangan.

Setelah ini... kau-aku akan baik-baik saja kan?
  
Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<