Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Jumat, 11 April 2014

Di Pelabuhan Paling Rahasia

 foto: Jusly Yani

Jarak dan bahasa bisa saja memisahkan kita
tapi rinduku tetaplah deras hujan yang melaut
riciknya tak pernah turun sendirian
ia menderas mendera pantai paling rindu

Laut masih bersekongkol dengan langit
warnanya tetap membiru meski langit begitu senja
nyatanya jarak tak berarti apa-apa bagi mereka

Ingatanku masih menyisakan peta buram
pada keping harap; pertemuan-perpisahan
jarak dan waktu yang berguguran

Semuanya terasa begitu cepat, Al
aku dikendalikan ketidakmampuan berontak
ada yang mengharuskan aku berhenti
di pelabuhan paling rahasia itu

Jarak dan bahasa tak berarti apa-apa lagi
sebab dengan segera harus kuakhiri
cerita perjalanan yang belum kita mulai

Cirebon, 12 April 2014, 00:10.

Related Posts:

  • Dua Cangkir Kopikita duduk berhadapan saling bercakapan saling bercukupan menerka kemungkinan ketidakmungkinan. kautanya, kenapa tidak kupesan coklat hangat seperti… Read More
  • Sedingin Hujansepagi tadi, gerimis jatuhmenggenangi rindu yang kembalisedingin hujan. (langit basah tanah basah kenangan basah)aku disergap gigil yang membekukanken… Read More
  • Leiden, Suatu Ketika kanal-kanal yang membelah kota seperti membagi langkah kaki kita menuju sisian jalan yang (tak) sama. kita mesti berjalan sendiri menyusuri jalan be… Read More
  • Risalah Kesunyianmalam mengantarkan risalah kesunyian: ada yang menunggumu lebih lama —dari siapa saja. setia menurunkan doa dari langit tertinggi bahkan sejak kau tak… Read More
  • Di Tingkap Kacadi tingkap kaca, ingatan akan kenang masa lalu mengemuka. meski berdebu, menguap, atau sengaja kuhapus jejak itu masih membekas aku menemukan … Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.