Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 05 Oktober 2014

Rumah

Ketika kita terlalu sibuk mendewasa, kita lupa bahwa orang tua kita juga menua (setiap hari).
Disadari atau tidak, kita terkadang terlalu sibuk dengan urusan sendiri. Semakin beranjak dewasa, pikiran kita dijejali berbagai hal kompleks--tentang hidup dan segala macam isinya. Fokus kita pada hal-hal yang sebenarnya (lebih) penting pun terabaikan. Salah satunya, perhatian kita kepada orang tua makin berkurang.

Setiap hari, kita disibukkan dengan urusan orang-orang dewasa yang gemar memperkaya diri. Juga berbagai hal njelimet yang dulu tidak pernah terpikirkan. Adalah menjadi dewasa, ketika cara berpikir kita tidak sesederhana dulu, kataku sih. Menjadi dewasa berarti tidak sependek pikiran anak-anak yang dipenuhi dengan orang tua dan dunianya. Dunia kita meluas: eksistensi, cita-cita, cinta, dan lalala lainnya.

Menjadi dewasa itu sah-sah saja. Hanya saja, kita perlu berhenti sebentar merenungi hal yang luput dari ruang pikir kita. Ketika kita terlalu sibuk mendewasa, orang tua kita juga menua (setiap hari). Semakin menua, orang tua kita semakin merasa kesepian. 

Rasanya sedih mendengarkan celoteh Mama saat aku pulang. Katanya, kalau nggak ada kamu di rumah, Mama nggak ada temen ngobrol. Duh, kan masih ada Papa, adek, juga si kakak. Pernah Mama menyeletuk, kalau kamu udah lulus, tiap hari Mama bakal dimasakin kamu dong ya. Hmm. Keadaan jadi serba terbalik. Tiap kali aku akan kembali ke Bandung, Mama pasti merasa masih kangen. Padahal dulu, aku yang selalu berat hati meninggalkan rumah. 

Potongan kalimat di atas benar ya, setiap hari kita sibuk, setiap hari pula orang tua kian menua dan merasa kesepian. Mereka butuh didengar oleh kita--anak yang mereka tunggu di rumah. Betapa berharga makna pulang. Padahal aku termasuk yang rutin pulang juga --sebulan sekali. Tapi belum cukup menebus segala peristiwa yang terjadi di rumah.

Sibuk mendewasa boleh. Toh, kita berjuang begitu rupa pun untuk membuat bangga orang-orang rumah, kan? Hanya saja komunikasi dengan mereka pun sangat perlu. Perhatian kita adalah hal yang mereka tunggu. Orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya sukses? Mereka pasti akan merasa dihargai ketika menyadari bahwa anaknya yang sibuk masih mengingatnya.

Jadi..., sudah menghubungi orang tua di rumah?

Rumah, 05 Oktober 2014. 22:38.

Related Posts:

  • Harga Istiqomah        Dalam  bahagia,  Allah  menyisipkan  duka  agar      &nbs… Read More
  • Think Again ...jangan terlalu menjauhi atau mendekati sesuatu. Boleh jadi, hukum kebalikan masih berlaku. … Read More
  • MOVE UP!! “Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan dan kesedihan lalu berdoa, melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahan (kegundahan)-nya… Read More
  • Hei, Bayangan di Cermin! /1/ Kalau kamu bosen, cari kegiatan baru. Memulai itu emang susah, tapi kamu harus berani mencoba hal yang baru! Hayu moving on! Kalau capek, be… Read More
  • Dan Allah Menjawab random googling  Udah dari kemarin pengen berbagi sedikit kata-kata ini sih. Aku baca di grup facebook kelas, ada yang posting beginian, ya… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.