Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 07 Desember 2014

Menjadi Matahari

photo: lars leber


:Haifa

Pagi ini aku belajar melawan gigil
lewat tegas matamu bersidekap
Sepotong mantel dan syal kaulingkarkan di leher
berharap ia susutkan angin.
Kau juga bilang, "Kita tidak boleh kalah pada dingin,
sebab subuh selalu mendekap hangat doa-doa."

Seperti juga matahari
selalu memancar di sela-sela daun kelapa.

Kali kemarin kau ajari aku merajut gelang
Tapi aku tak pernah bisa sesabar engkau merajut kenangan
Pintalan demi pintalan benang kau rangkai
dengan tangan penuh bunga
Kau tunjukkan padaku gulungan keyakinan yang menjelma doa;
menutup tanya, bisakah aku?

Letup asamu selalu terbit menjadi matahari
yang mampu menyusutkan kabut fajar.

07 Desember 2014, 19:03.

Related Posts:

  • Retak taken from devianart pernah kauketuk hatiku yang retak terarak riak lukaluka yang bisu dan dengannya kau tersenyum dibalik rona semu kau mengad… Read More
  • Aku, luka yang bisu taken from deviantart Kau, pohon tua yang selalu meyanyikan kidung kesepian aku angin yang mengajakmu menari menembus batas sepi hingga hujan m… Read More
  • (Belum) Sampai Akhir Perjalananpernah suatu kali sekerat harap burai pada tawamu dan ingatan tak habisnya merekam jejak perjalanan kita ini belum sampai setengah dari perjalanan tap… Read More
  • Balada Anak Kuliahan taken from deviantart bertumpu pada seonggok kertas tugas sebagai camilan kala perut mengganas juga berkawan gamang mulanya berniat mematikan se… Read More
  • Lepas/1/ ia berdiri di antara ruang-ruang sepi mengunci segala yang abadi meniadakan segala yang papa kemudian hentakan garputala raksasa tumpah. membuatny… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.