Jumat, 04 Desember 2015
Sajak Desember
pada pertemuan-pertemuan singkat
yang begitu akrab. aku masih mengingat
bagaimana senja menghangat
dalam tegas matamu.
juga kisah yang kau bagi
tentang lelaki yang gemar
melakukan perjalanan seorang diri;
dan perempuan sunyi
yang diam-diam mengemasi delusi.
keduanya menyimpan bara yang sama
tapi membiarkan redup dalam dada
menjadi tungku tanpa api*
aku tak tahu bagaimana menjaga
bara tetap menyala. tetapi waktu,
seperti katamu, akan menunjukkan
akankah gejolak itu tetap ada atau meniada?
di penghujung desember,
aku memilih pamit. tak mampu
menukil akhir cerita. kau tak lagi bisa
memperdengarkan kisah yang sama.
kau bisa berkisah pada malam
atau membingkainya dalam puisi
kelak ia akan menemukan akhir ceritanya sendiri.
12/2015
*dari puisi Kangen karya WS. Rendra
Related Posts:
pagi dan sore sama saja (foto dari lars leber) pagi adalah kabut yang penuh gigil tubuhmu menggetar dingin kaurapatkan mantel seketat kaurapatkan kenangan. tapi pagi--se… Read More
Menjadi Matahari photo: lars leber :Haifa Pagi ini aku belajar melawan gigil lewat tegas matamu bersidekap Sepotong mantel dan syal kaulingkarkan di leher berhar… Read More
Yang Tertinggal yang tertinggal, yang terkenang Aku masih menjadi perempuan itu berharap cinta yang maha menempa ingatan kita rindu kita pada sesuatu yang basah… Read More
Mencoba Lupasetiap pagi, setiap hari aku mengemasi mimpi-mimpi pendek mengumpulkan tiap potong episode yang terserak tentang kelebat pintaku yang kian cacat hadi… Read More
Kehilangan (foto dari pundalisa.mywapblog.com) aku kehilangan diriku dan Engkau saja adalah kehilangan yang begitu seluruh jiwaku menjelma iblis yan… Read More
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)