Minggu, 15 Mei 2016
PUKUL 4 PAGI - AAN MANSYUR
Tidak ada yang bisa diajak berbincang.
Dari jendela kau lihat
bintang-bintang sudah lama tanggal.
Lampu-lampu kota
bagai kalimat selamat tinggal.
Kau rasakan seseorang di kejauhan
menggeliat dalam dirimu.
Kau berdoa: semoga kesedihan
memperlakukan matanya dengan baik.
Kadang-kadang, kau pikir,
lebih mudah mencintai semua orang
daripada melupakan satu orang.
Jika ada seseorang
yang terlanjur menyentuh inti jantungmu,
mereka yang datang kemudian
hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.
Dirimu tidak pernah utuh.
Sementara kesunyian
adalah buah yang menolak dikupas.
Jika kaucoba melepas kulitnya,
hanya akan kau temukan
kesunyian yang lebih besar.
Pukul 4 pagi. Kau butuh kopi segelas lagi.
Related Posts:
kepalaku: kantor paling sibuk di duniaMasih dengan puisi-puisi Aan Mansyur. Ini salah satu puisi yang aku suka juga. kepalaku: kantor paling sibuk di dunia. kepalaku: kantor paling sibu… Read More
Aku Menulis Puisi dan Mencintai Kau seperti Pepatah Lama Itu — Aan Masyur random gooling Seperti air di daun talas-- Lihatlah, dengan tulus daun talas membiarkan benang hujan atau genang embun yang jatuh cinta padanya t… Read More
kepada hawa kepada hawa aku merelakanmu menjauh, merelakanmu terjatuh ke tempat sampah bagai sepotong apel merah yang di geligimu pernah berdarah adakah cinta… Read More
Di Hadapan Mata JendelaKali ini mau berbagi beberapa puisi Aan Mansyur. Berarti beberapa tulisan ke depan pasti menyelipkan puisi-puisi Aan Mansyur di dalamnya. Aku suka pui… Read More
Dunia yang LengangCuma mau berbagi puisi yang aku suka. Di dalamnya ada semacam kembang gula yang manis dan bikin hidung kembang kempis. Haha. Puisi dunia yang lengang … Read More
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)