Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 11 Januari 2015

Menjadi Perempuan

 
(image: random googling)

"Teteh itu subhanallah sekali yaaa,"  celetuknya.
"Iya, wajahnya bikin adem," kata yang lain.
"Kalau udah senyum dikit aja, beuh, bikin goyah!"

Celetukan macam itu mungkin tidak asing didengar. Walaupun seorang perempuan sudah berusaha menjaga dirinya dengan pakaian tertutup dan kerudung menjulur. Tetap saja, fitrah perempuan yang dijadikan indah mampu menciptakan fitnah bagi laki-laki. Apalagi, lelaki memang suka curi-curi pandang dan selalu memiliki kecenderungan terhadap perempuan. Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).[1]

Di sini terbukti bahwa setiap perempuan memiliki aura kecantikannya tersendiri (sebab setan bercokol di mata lelaki untuk menggodanya). Perempuan menjadi ujian terbesar bagi laki-laki (mungkin juga sebaliknya, ya). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.” [2]

Dipikir-pikir, amanah menjadi seorang perempuan itu sulit ya. Perempuan bisa menjadi fitnah yang melenakan. Karena perempuan yang kurang menerima, lelaki bisa saja melakukan korupsi. Karena godaan perempuan, lelaki bisa terperdaya dan melupakan keluarga. Karena perempuan yang tidak bisa menjaga, lelaki bisa terlena dan melupakan-Nya. Astagfirullah.

Hal yang menurut kita sederhana saja, misalnya, suara. Bahkan suara perempuan (yang mendayu-dayu dan terkesan manja) bisa menimbulkan efek tertentu pada lelaki. Duh! Bagaimana dengan perempuan yang secara alami punya kebiasaan bertutur seperti itu? Terkesan mendayu-dayu, padahal tidak dibuat-buat. Hmm... yang penting niat kita tidak untuk menggoda lelaki. Itu saja dulu, sembari berusaha menjaga sikap.

Terus... pernah dengar istilah, 'gimana perempuannya?' sepertinya istilah itu ada benarnya juga. Coba kita berusaha menjadi perempuan yang tegas berprinsip, lelaki pasti tidak akan bersikap sembarangan pada kita. Ia akan berusaha menjaga. Iya nggak sih? Sedikit saja lelaki diberi celah, ia akan dengan mudah mengobrak-abrik pertahanan kita. Akhirnya, keduanya jadi sama-sama kalah.

Itulah mengapa perempuan harus bisa menjaga izzah dan iffah-nya. Izzah adalah kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan iffah adalah bagaimana seorang muslimah menjaga kesucian dirinya dan menjadikan malu sebagai pakaiannya. Jadi, ladies *ngomong sama kaca*, jagalah izzah dan iffah-mu dan hiasi dirimu dengan segala sesuatu yang Allah suka. Jadilah perempuan yang menjadikan pintu-pintu kebaikan terbuka. Perempuan baik yang membaikkan keadaan. Aamiin.

[1] HR. At-Tirmidzi no. 1173, dishahihan oleh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109
[2]  HR. Bukhari no.5096 dan Muslim no.7122

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Let's be friends!

>> <<