Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Kamis, 10 Januari 2013

Jatuh

image credit dhikssy via deviantart

“Tiba-tiba aku pengin nangis,” katanya tiba-tiba. Matanya menjelma mata kaca. Sebentar lagi mungkin retak dan rintik jatuh melesak.

“Nangis aja, jangan ditahan. Kalau udah tenang, kamu boleh cerita sama aku,” kataku menenangkannya.



Kemudian Nida, sahabatku terisak dalam diam. Sesekali ia mengusap kedua sudut matanya yang basah. Tidak berapa lama ia mendekapku dan berbisik, “aku capek, Fa,” katanya pelan, masih dengan sisa tangis tertahan.

Sebisa mungkin aku menenangkannya yang masih sesenggukan. “Kenapa?”

“Aku capek. Aku benci sama diri aku yang lemah dalam hal itu.”

“Jangan pernah menyalahkan diri sendiri sampai segitunya,” kataku sambil tersenyum menenangkannya.

“Aku capeeek, pengin lepas, tapi rasanya semua udah terlalu melekat. Mengharapkan dia tuh rasanya seperti berusaha menjangkau udara. Sia-sia.”

pada akhirnya berharap pada selain Allah hanya akan menyisakan rasa kecewa.

Related Posts:

  • Nduk, Ibu Punya Cerita "Nduk, Ibu ingin cerita," katamu lembut. Wajahmu cerah sekali, tersenyum dengan kelopak mata setengah terttutup. "Apa, Bu?" kataku santai. Ingin s… Read More
  • Kau Tak Pernah Tahu  Ada perempuan yang semula tak mudah jatuh, namun kemudian memendam perasaan paling dalam ketika terjatuh dan terluka. Kepadamu. Kau -bahkan dir… Read More
  • Bu, Aku Ingin Cerita Setelah ini, aku janji tidak akan cerita apa pun lagi. Aku akan mengunci rapat-rapat mulutku jika kelepasan cerita tentang ia. Seperti yang selalu ka… Read More
  • Terbaik Sebelumnya, ada banyak kekhawatiran akan masa depan. Tentang hari ini dan keputusan-keputusan yang melingkupi setiap hari. Kelak, kau akan tahu, beta… Read More
  • Percayalah...  image credit: here "Jauhi lelaki itu, nduk," katamu lembut, tapi terdengar tegas di telingaku.  "Kau belum tahu seluk-beluknya, k… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.