Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Minggu, 31 Maret 2013

Datanglah Sebelum Pagi


Datanglah sebelum pagi, sebelum embun meneteskan bulir beningnya dalam kelopak mataku. Datanglah dengan membawa segala diam yang mesti kaujabarkan. Aku tak bisa melulu menerka-nerka, aku lelah memaknai segala yang tersembunyi. Logika bahasaku cacat mencatat setiap isyarat. 


Aku menyerah.

Jangan pernah datang ketika sore mulai menyambangi kita. Senja akan menggugurkan kenangan. Dan segala yang sebentar tak bisa selamanya kusimpan. Aku mungkin akan terlupa, atau bahkan sedang pura-pura lupa, tapi segala perasaan yang mengkristal ini harus segera menjadi tiada.

Datanglah sebelum pagi, atau tidak sama sekali.

Related Posts:

  • Dua Tahun Suatu hari nanti, kita mungkin sedang sama-sama merindu. Dua tahun memang bukan waktu yang lama, juga bukan waktu yang singkat untuk mencatat sejar… Read More
  • Lari  via deviantart Aku ingin berlari saja. Meninggalkan semua tanpa sisa. Meninggalkan waktu tanpa jeda. Bukan, ini bukan karena ketidaksanggupa… Read More
  • Jatuh image credit dhikssy via deviantart “Tiba-tiba aku pengin nangis,” katanya tiba-tiba. Matanya menjelma mata kaca. Sebentar lagi mungkin retak dan… Read More
  • Datanglah Sebelum Pagi Datanglah sebelum pagi, sebelum embun meneteskan bulir beningnya dalam kelopak mataku. Datanglah dengan membawa segala diam yang mesti kaujabarka… Read More
  • Sempat Aku /1/ Sempat kunamai kau keabadian, tapi ternyata aku lupa bahwa ini hanya sementara. Kau, aku adalah fana. Dan tempat ini hanyalah tempat singgah. … Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.