Dulu, aku dengan mudah tak menghargaimu. Tapi kamu berujar bahwa kamu sedang diuji agar selalu belajar menghagai orang yang tak menghargaimu.
Dulu, aku menyia-nyiakanmu. Aku malah melihat pada yang lebih, padahal yang kudapat hanya sebuah entah. Aku kurang menerima dan bersyukur pada apa yang kupunya.
Dulu, aku pernah merasa kehilangan. Tanpa sadar aku menangisi perbuatan yang telah kulakukan. Menyesali setiap keputusan yang kutetapkan. Saat itu rasanya aku ingin kembali dan menata ulang semuanya.
Tapi kamu sudah mengembara ke negeri entah, dan segala ingatanmu mungkin sudah pecah bersama perasaanku yang kian patah.
Kupikir kamu hanya masalalu yang tak pernah kusentuh lagi. Sebab pangkal kenang kita sudah barang tentu (akan) menuju tiada. Waktu akan mengaburkan ingatanmu tentangku―tentu saja. Juga ingatanku tentangmu―setidaknya aku berharap begitu.
Sekarang aku berpasrah pada seucap maaf.
Maafkan aku dengan segala keliru ini.
Dan dengan segala hormat,
izinkan aku merindukanmu.
Jumat, 09 Agustus 2013
Teruntuk Masa Lalu
Related Posts:
Langit dan Balon Udara Kau tahu apa yang paling membebaniku akhir-akhir ini? Kaulah! Bisa tidak kau pergi sebentar atau bahkan menghilang sama sekali dari kehidupanku—yan… Read More
Bu, Aku Ingin Cerita Setelah ini, aku janji tidak akan cerita apa pun lagi. Aku akan mengunci rapat-rapat mulutku jika kelepasan cerita tentang ia. Seperti yang selalu ka… Read More
Aku Pernah.Pernah merasa bahwa kamu tidak cukup baik untuknya? Aku pernah. Kamu merasa berada dalam lingkaran yang sama dengannya. Berjalan beriringan tapi tampa… Read More
Nduk, Ibu Punya Cerita "Nduk, Ibu ingin cerita," katamu lembut. Wajahmu cerah sekali, tersenyum dengan kelopak mata setengah terttutup. "Apa, Bu?" kataku santai. Ingin s… Read More
Kembali "Bu, setelah ini, aku boleh pergi lagi? Aku ingin ke tempat-tempat baru itu, ingin melakukan ini-itu. Ibu tahu kan aku tidak bisa diam. Ak… Read More
0 tanggapan:
Posting Komentar
sila berkomentar :)