Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Senin, 17 Februari 2014

Segelas Kopi dan Coklat Panas

foto: Sandy


di meja makan ini, tersaji sekerat roti
dan segelas coklat panas
kau tak pernah memintaku menuangkan coklat
juga tak pernah membiarkanku memoles roti
dengan selai kesukaanmu

kau malah menyeduh kopi pekat
mengaduknya dengan airmuka
yang tak pernah bisa kutebak
"bisakah kau menyukai kopi,
sedangkan yang biasa kauminum adalah coklat hangat?"
kau katakan itu dengan tergesa.

aku menyudahi diri mencecap harum coklat
lantas menebak-nebak rasa yang kautaruh
dalam secangkir biang kopi.

kau benar, aku tak pernah menyeduh kopi sendirian
tapi keterbiasaan akan memaksaku
melenyapkan rasa getir yang ia hadirkan
waktu akan melenyapkan pahit ingatan kita
juga segala hal yang tak bisa kutakar.

Bandung, 17 Februari 2014

Related Posts:

  • Kaudari yang terbaca hanya kau yang tak terbaca dari yang tergenapi hanya kau yang tak tergenapi ketidaktahuanku akan bahasa tumpah padamu berjuta makna… Read More
  • Cukup Bagiku sepagi tadi aku tertatih belajar merangkak menapaki titian langit yang Kauciptakan kemudian tiba-tiba aku ingin berlari mengejar Kau dengan sepi … Read More
  • Sekerat Harap  from deviantart sembilan purnama kau larung dalam darah menyatu dalam dinding-dinding waktu nafasmu berpadu dalam degup jantung ibu yang tak… Read More
  • Tiba-tiba Aku Berjanji tiba-tiba aku berjanji (akan) berhenti menamaimu puisi atau setidaknya berhenti membualkan ilusi yang parau sebab kaca ingatan pecah sudah da… Read More
  • Kau Hanya Perlu aku limbung melihatmu sejak lama terpekur padahal orang-orang sudah mengertap di ujung kuncup menyiangi malam dan kelam dengan sibuk kau tak p… Read More

3 komentar:

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.