Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Senin, 30 November 2015

Menunggu Hujan

Kau tak tahu, setiap hari
tanah merindukanmu jatuh
melesapkan wangi tubuhnya.

Lekas datang,
tumbuhkan kembali kuncup bunga
yang tlah layu terpapar cuaca.

Daun-daun berguguran
diterbangkan angin musim kemarau.
Ranting-ranting patah
seperti menghitung sisa harapan.

Kemarin kau datang sebagai gerimis tipis
kau belum menampakkan wajahmu yang liris.

Datanglah,
bawa serdadu hujan yang menyejukkan
kota ini tlah gersang menunggu kedatangan.
Aku akan menjadi tanah yang tabah
menunggu rinai tiba.

11/2015

Related Posts:

  • Kepada Puisi /1/ Tenanglah, aku tidak sedang meninggalkanmu, puisi. Meski dari purnama hingga purnama selanjutnya, jemariku masih kesulitan merangkai pertemuan ka… Read More
  • Sulur Waktu yang menjulur di sulur waktumu kini menjelma sebuah pengembaraan tak henti seperti saat aku mengenalmu pertama kali kau masih setia … Read More
  • Segala Rasa yang Sumbang random googling /1/ hujan selalu jatuh di kotamu dan rintiknya merembesi hatiku dengan kembang kenangan kita. /2/ seperti parade musim semi bunga… Read More
  • Rinduku Menjulanglangit masih sunyirinduku menjulang setinggi mataharidi bawah cahaya pagiaku masih mengeja nama-Muyang tak pernah habis kutulismeski dalam seluruh pui… Read More
  • Langkah Waktu Jika kau bilang, kau masih memiliki rindu yang gemuruh di dadamu mungkin aku bisa dengan mudah percaya tapi aku telanjur tak mau tahu kepada siapa ri… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.