Beranda Ulvia

potret | rekam | kata

Kamis, 14 April 2016

Sulur Waktu

yang menjulur di sulur waktumu
kini menjelma sebuah pengembaraan tak henti
seperti saat aku mengenalmu pertama kali
kau masih setia mengeja ayat-ayat semesta
dalam jejak perjalanan usia
lalu kaugubah menjadi puisi cinta.

lautan langit yang begitu luas itu
menjadi doa yang senantiasa larung
membawa laju mimpi-mimpimu
pada puisi dan anak-anak kata
yang kaulesatkan menjadi pijaran cahaya.
 
Cirebon, April 2016.

Related Posts:

  • Jerit-jerit Lukahatiku terbakar hitam pekat dan berdarah lukaluka mengucur menggerayangi tubuhku tubuhmu tubuh mereka air mata pecah bernanah jiwaku mati rasa mereka… Read More
  • Ketika Nomina Menjadi Puisi aku ingin menjadi nomina, katamu tiba-tiba lantas aku bertanya, kenapa? sebab nomina bisa bersenyawa dengan apa saja. tengok saja adjektiva, verba,… Read More
  • Letih Aku taken from deviantart siang ini agaknya panas mentari melumat habis hatiku lewat parter lewat gadis berkerudung ungu bahkan lewat senyummu aku me… Read More
  • Selalu dan Melulu di pekarangan mega ia selalu menyuling airmata dalam sembab yang sendu. masih kudengar kabar yang sama tentangnya orang-orang masih gemar memboyo… Read More
  • Sepasang Gardenia katamu sulur-sulur pertemuan merupa kembang akasia lamat-lamat mengerat lindap pada hening matamu tapi kau lupa kita hanya angin yang ing… Read More

0 tanggapan:

Posting Komentar

sila berkomentar :)

Diberdayakan oleh Blogger.